Pada hari Selasa, 12 Oktober 2021, Hanni NewJeans, seorang karyawan di sebuah perusahaan lokal, menangis saat memberikan kesaksian di pengadilan terkait kasus perundungan yang dialaminya di tempat kerja. Dalam kesaksiannya, Hanni mengungkapkan pengalaman traumatis yang dia alami selama bekerja di perusahaan tersebut.
Menurut Hanni, perundungan yang dia terima tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, tetapi sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Dia sering diintimidasi, dilecehkan, dan diisolasi oleh rekan kerjanya. Hal ini membuatnya merasa tidak aman dan tertekan setiap harinya di tempat kerja.
Hanni juga mengungkapkan bahwa dia sudah mencoba untuk melaporkan perundungan yang dia alami kepada atasan dan manajemen perusahaan, namun tidak ada tindakan yang diambil untuk melindunginya. Bahkan, beberapa rekan kerjanya yang melakukan perundungan tersebut malah mendapat perlindungan dari atasan mereka.
Ketika diberikan kesempatan untuk bersaksi di pengadilan, Hanni tidak bisa menahan tangisnya ketika mengingat kembali semua perlakuan buruk yang dia terima. Dia merasa terpukul dan terluka oleh sikap para pelaku perundungan yang tidak memiliki belas kasihan terhadap dirinya.
Kasus perundungan di tempat kerja merupakan masalah serius yang harus ditangani dengan tegas. Tidak hanya merugikan korban secara emosional dan mental, namun juga dapat berdampak buruk pada produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan anti-perundungan yang jelas dan efektif, serta memberikan perlindungan kepada karyawan yang menjadi korban.
Dalam kasus Hanni NewJeans, semoga keberanian dan kesaksiannya dapat memberikan pelajaran bagi perusahaan dan masyarakat luas tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjaga lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan. Semoga kasus ini juga menjadi momentum untuk mendorong perubahan positif dalam penanganan perundungan di tempat kerja agar tidak ada lagi korban seperti Hanni yang harus menderita karena perilaku yang tidak manusiawi.