AntaraKita – SORE untuk Ade (Bagian 2)
Setelah sempat terputus kontak selama beberapa bulan, akhirnya Ade dan Aji kembali bertemu di sebuah kafe kecil di sudut kota. Mereka duduk di sudut ruangan yang teduh, sementara cahaya senja mulai meredup di luar jendela.
“Apa kabar, Ade?” tanya Aji sambil tersenyum.
Ade membalas senyuman Aji, “Aku baik-baik saja, Aji. Bagaimana denganmu?”
“Aku juga baik-baik saja. Aku merindukan momen-momen kita bersama, Ade. Aku merindukan senyummu, tawa kita, dan segala hal tentangmu,” ucap Aji dengan penuh rasa.
Ade tersenyum simpul mendengar kata-kata Aji, “Aku juga merindukanmu, Aji. Sejak kita terakhir bertemu, aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Dan sekarang, aku merasa lengkap lagi saat aku berada di sampingmu.”
Mereka berdua saling memandang dengan tatapan penuh makna. Rasa canggung pun mulai menghilang, digantikan dengan kehangatan dan keakraban di antara mereka. Mereka mulai bercerita tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka selama ini, tentang kegembiraan dan kesedihan yang mereka alami.
“Ade, aku ingin kita kembali seperti dulu. Kita bisa melewati segala rintangan dan masalah bersama-sama, bukan?” ucap Aji dengan tulus.
Ade mengangguk setuju, “Aku juga ingin hal yang sama, Aji. Kita bisa saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, seperti yang kita lakukan sebelumnya. Kita bisa menjadi lebih baik bersama.”
Mereka berdua pun berjanji untuk saling mendukung dan menjaga hubungan mereka agar tetap kuat dan langgeng. Mereka percaya bahwa cinta yang mereka miliki akan selalu ada di antara mereka, tak peduli apa pun yang terjadi.
Senja pun mulai berganti malam, namun cahaya di hati mereka tetap bersinar terang. Antara Ade dan Aji, mereka tahu bahwa hubungan mereka bukanlah sekadar hubungan biasa. Mereka memiliki ikatan yang kuat dan tak terpisahkan, sebuah ikatan yang disebut AntaraKita – SORE.